Obesitas terjadi karena ketidak-seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi (energy expenditures), sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau keluaran energi yang rendah. Pada dasarnya, asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisis, dan efek termogenesis makanan yang ditentukan oleh komposisi makanan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara nasional menunjukkan bahwa masalah overweight dan obesitas di Indonesia pada anak umur 5 sampai 12 tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%, sudah mendekati perkiraan angka dunia di tahun 2020.
Penyebab obesitas pada anak meliputi genetik, metabolisme, kebiasaan atau pola makan dan aktivitas fisik, faktor lingkungan serta psikologi sosial dan individu. Gejala obesitas seringkali ditandai dengan tanda-tanda seperti wajah membulat, dagu rangkap, dada membusung, payudara membesar, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat serta indeks massa tubuh (IMT) anak berada di atas persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya
Mengembangkan gaya hidup serta pola makan sehat atau dengan membatasi anak-anak menonton televisi dua jam perhari, dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah timbulnya obesitas pada anak. (Medical Affairs Dept/OM)
Sumber :
Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja. IDAI. 2014
Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. KemenKesRI.2012
www.cdc.gov