Hari Osteoporosis sedunia setiap tahun diperingati pada tanggal 20 Oktober. Peringatan Hari osteoporosis sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya osteoporosis.

Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degenerative yang perlu diwaspadai karena faktanya osteoporosis dapat dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia. Walaupun demikian, hasil penelitian White Paper yang dilaksanakan bersama Perhimpunan Osteoporosis Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa proporsi penderita osteoporosis pada penduduk yang berusia di atas 50 tahun cukup besar yaitu 32,3% pada wanita dan 28,8% pada pria.

 

Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai oleh menurunnya massa atau kepadatan tulang secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang yang disertai gangguan arsitektur tulang. Hal tersebut menyebabkan kekuatan tulang menjadi terganggu dan risiko patah tulang meningkat.

Osteoporosis juga dianggap sebagai silent disease karena biasanya tidak menunjukkan gejala hingga terjadinya patah tulang. Namun, keadaan tulang  yang melemah karena osteoporosis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri otot punggung, menurunnya  tinggi badan, postur tubuh membungkuk, dan sangat mudah terjadi patah tulang.

Gangguan metabolisme tulang merupakan penyebab terjadinya osteoporosis. Metabolisme tulang dapat terganggu akibat berbagai kondisi, yakni  berkurangnya hormon esterogen, berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik pada tulang, efek samping beberapa jenis obat, konsumsi minuman beralkohol, dan merokok.

International Osteoporosis Foundation  mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia pada rentang usia 50-80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis dan risiko osteoporosis perempuan Indonesia 4 kali lebih tinggi dibandingkan  pria. Presentase tersebut menunjukkan bahwa osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Penyebabnya adalah kadar hormon esterogen dalam tubuh wanita mulai menurun ketika memasuki usia 35 tahun. Wanita  yang mengalami menopause dan wanita hamil juga sangat berisiko mengalami osteoporosis.  

Osteoporosis dapat dideteksi dengan DXA (Dual Energy X ray Absorptiometry), metode ini   dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa rasa sakit. Deteksi dengan DXA (Dual Energy X ray Absorptiometry),  ini bertujuan untuk mengukur kekuatan  dan ketangguhan tulang yang disebut dengan the bone mineral density  (densitas tulang dan mineral) atau BMD.

Pengobatan osteoporosis dilakukan berdasarkan tingkat keparahannya. Penderita osteoporosis yang sangat berisiko untuk mengalami patah tulang, biasanya akan di terapi dengan bifosfonat, antibodi monoclonal dan terapi hormon.

Adapun upaya untuk mencegah terjadinya osteoporosis diantaranya adalah dengan mencukupi asupan  kalsium dan vitamin D, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, serta berolahraga secara teratur guna menjaga kesehatan tulang. Lakukan pula pemeriksaan dini osteoporosis ketika memasuki usia menopause.

 

Selamat Hari Osteoporis Sedunia!

Mari cegah osteoporosis sedini mungkin!

Tulang sehat untuk hidup yang sehat.

 

Sumber :

Mayo Clinic (2019). Osteoporosis.

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968

Kemkes.2015.Data & Kondisis Penyakit Osteoporosis di Indonsesia. https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-osteoporosis.pdf

 

Sumber Gambar :

https://oryon.co.uk/blog/osteoporosis-gut-health/