Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Darya-Varia menggelar program edukatif bertajuk General Learning Program dengan tema “Plastik: Teman Tapi Racun, Mari Kenali Bahaya Plastik dan Mulai Pilah Sampah”. Program ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen Perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan dan difasilitasi oleh Agung Supriyadi selaku Health, Safety, and Environment (HSE) Head.

Kegiatan ini membahas secara mendalam mengenai dampak plastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

🔍 Plastik: Ancaman Nyata yang Tidak Terlihat

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), tahun 2024 mencatat bahwa 19,64% dari total sampah di Indonesia adalah sampah plastik—komposisi terbesar kedua setelah sisa makanan.

Meski begitu, kesadaran masih minim. Penggunaan plastik masih tinggi, ditambah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan, membuat isu ini terus berulang seolah tak berujung.

⚠️ Plastik Itu Beracun untuk Manusia

Tahukah Anda, plastik menyimpan bahaya yang sangat nyata?

- BPA dan Ftalat dalam plastik dapat mengganggu sistem endokrin dan menyebabkan gangguan hormonal.

- Paparan Mikroplastik dan logam berat dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.

- Mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh dapat menumpuk di organ dan memicu pertumbuhan sel kanker.

- Zat beracun dari limbah plastik atau olahan sampah plastik dapat sebabkan disfungsi ginjal dan hati.

🌏 Plastik Itu Beracun untuk Lingkungan

Plastik tidak hanya mencemari tubuh kita, tapi juga bumi tempat kita tinggal, diantaranya :

- Pencemaran tanah dan air

- Kerusakan ekosistem

- Menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat merusak lapisan ozon bumi

- Polusi mikroplastik mengakibatkan tercemarnya rantai makanan melalui hewan laut yang dikonsumsi oleh manusia

Darya-Varia ingin mengajak seluruh pihak untuk lebih memahami dampak nyata plastik bagi kesehatan dan lingkungan, serta mendorong perubahan perilaku dalam mengelola sampah, dengan mulai lakukan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Repair dan Recycle).

1. Refuse
Tolak penggunaan plastik sekali pakai. Pilih bahan alami yang ramah lingkungan, karena seperti kita ketahui bahwa bahan plastik yang terbuang tidak terurai seperti pada bahan alami.

2. Reduce
Kurangi penggunaan produk yang berpotensi menjadi sampah. Pilih yang benar-benar Anda butuhkan.

3. Reuse
Gunakan kembali bahan atau material yang masih bisa dipakai agar tidak cepat menjadi limbah dan berakhir di TPA.

4. Repair
Perbaiki atau memulihkan barang yang rusak untuk digunakan kembali, sehingga tidak perlu membeli barang baru. Teknik repair ini membantu kita melestarikan sumber daya alam yang terbatas.

5. Recycle
Recycle atau daur ulang merupakan salah satu komponen kunci dalam sistem pengelolaan sampah. Ini adalah proses mengubah bahan limbah menjadi bahan dan benda baru. Ini adalah praktik memproses ulang dan menggunakan kembali barang-barang dalam bentuk yang sama atau berbeda yang sebaliknya dapat telah dibuang sebagai limbah.

Pengurangan penggunaan plastik melalui pendekatan 5R adalah langkah awal yang penting untuk menjaga lingkungan. Namun, tanpa kesadaran dan partisipasi aktif setiap individu, perubahan tidak akan terjadi. Untuk itu, penting bagi kita memahami dampak yang bisa timbul jika sampah—terutama plastik—tidak dikelola dengan baik. Dampaknya tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan, lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat. Jadi, “Mari kita mulai dari diri kita dahulu, yang termudah dahulu, sebelum kita berlanjut ke tindakan yang lebih besar,” tutup Agung Supriyadi, HSE Head.