Polusi udara adalah suatu kondisi dimana udara tercemar oleh zat-zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Kita tanpa sadar menghirup polusi udara yang berbahaya saat kita bepergian. 

Beberapa partikel udara yang kita hirup termasuk Particulate matter (PM) 10 dan PM 2,5. Particulate matter adalah istilah yang mengacu pada campuran partikel padat dan cair yang ditemukan di udara. Untuk partikel PM 2,5 mempunyai ukuran sangat kecil di udara, sekitar 2,5 mikron (mikrometer) dan terbentuk dari pembuangan pembangkit listrik, industri, dan mobil. Partikel PM 10 berukuran kurang dari atau sama dengan 10 mikrometer yang dapat ditemukan dalam debu dan asap. Menurut BMKG, tingkat kualitas udara yang baik untuk PM 2.5 adalah 0-15µgram/m3. Untuk PM 10, berdasarkan EPA (Environmental Protection Agency), level yang baik adalah kurang dari 40 µgram/m3.1

Jakarta menempati urutan kedua dalam daftar kota dengan kualitas udara buruk di dunia. Data dari IQAir menunjukkan kualitas udara di Jakarta mencapai angka 159. Tak hanya itu, konsentrasi partikel di udara di Jakarta juga meningkat 14,2 kali lipat lebih besar dari panduan kualitas udara tahunan yang dikeluarkan oleh Health Organization World (WHO) yang diumumkan.2

Polusi udara dapat berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara, kebakaran hutan dan degradasi lahan gambut, sedangkan polusi di kota-kota besar terutama berasal dari emisi kendaraan.1 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara memiliki efek serius pada kesehatan manusia. Beberapa efek kesehatan dari kualitas udara yang buruk :2

> Masalah sistem pernapasan, seperti asma, emfisema, infeksi pernapasan, dan penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK, bronkitis

> Gangguan kardiovaskular dengan kemungkinan peningkatan plak di Pembuluh darah arteri, sehingga dapat menyebabkan penyakit arteri

> Gangguan kehamilan dan janin yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, serta anak cenderung mengalami gangguan emosional dan kognitif pada saat mencapai usia remaja dan mungkin menyebabkan terjadinya autisme

> Masalah neurodegeneratif yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan bentuk emensia

> Kanker, tidak hanya kanker paru-paru, kualitas udara yang buruk juga meningkatkan risiko kanker lainnya, seperti kanket payudara.

Untuk mengantisipasi ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga atau mengurangi risiko pencemaran udara terhadap kesehatan, yaitu:3

> Melakukan pengecekan kualitas udara di daerah masing-masing

> Menghindari tempat dengan polusi tinggi

> Melakukan pembersihan udara di dalam ruangan

> Memperbanyak tanaman hijau

> Mengatur sirkulasi udara dengan baik

> Menggunakan transportasi publik 

> Menjaga gaya hidup sehat

> Menggunakan masker bila berada di lokasi dengan tingkat cemaran udara tinggi

Referensi:

1. Dwi Latifatul Fajri. Mengenal PM 2.5 dan PM 10, Partikel Berbahaya bagi Tubuh.Terakhir ditinjau : 27 September 2021. Tersedia di: https://katadata.co.id/intan/berita/615177e7d841c/mengenal-pm-25-dan-pm-10-partikel-berbahaya-bagi-tubuh  

2. Rizal Fadli. Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Ini Dampaknya untuk Kesehatan. Terakhir ditinjau : 22 Juni 2022. Tersedia di : https://www.halodoc.com/artikel/kualitas-udara-jakarta-memburuk-ini-dampaknya-untuk-kesehatan

3. Tim Dinkes. Cara menjaga kesehatan dari polusi udara. Terakhir ditinjau : 9 Juni 2023. Tersedia di : https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/cara-menjaga-kesehatan-dari-polusi-udara

Sumber Gambar : https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/62b2b3bc6c83a/pemerintah-dinilai-lepas-tangan-atas-masalah-polusi-udara-di-jakarta