Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini biasanya menyerang di pagi dan sore hari. Secara tampilan, nyamuk ini cukup mudah dikenali dengan warnanya yang belang hitam-putih dan ciri fisiknya yang kecil. Mereka tidak suka mendiami tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih dengan genangan air yang tenang, seperti bak mandi, tempat minum hewan. Demam berdarah umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, terutama pada musim hujan yang lembab.1,2,3

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 1.236 kasus kematian akibat DBD di Indonesia pada 2022. Jumlah ini melonjak hingga 75,32% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang jumlahnya 705 kasus kematian. Sebanyak 63% kasus kematian itu didominasi oleh anak berusia 0-14 tahun. Sementara hingga minggu ke-19 tahun 2023, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 31.380 kasus dengan 246 kasus di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai, terutama untuk anak-anak, yang merupakan salah satu kelompok berisiko. Maka, perlu adanya pencegahan agar penyakit ini tidak menularkan ke banyak orang.4

Gejala DBD

Gejala utama dari DBD adalah demam tinggi secara mendadak yang dapat mencapai suhu 39-40oC dan umumnya berlangsung selama 3 hari, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot, dan persendian, ruam kulit, mual hingga muntah. Pada fase selanjutnya, demam akan turun, namun trombosit dalam darah mengalami penurunan dalam jumlah besar. Akibatnya, pasien dapat mengalami syok karena kehilangan banyak cairan, dan perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, muntah darah, buang air besar berwarna hitam.  Dengan demikian, saat dimana suhu tubuh pasien turun, harus dilakukan pemantauan secara ketat, karena merupakan fase kritis dan berbahaya.1,2,3

Pengobatan DBD

Jika Anda mengalami gejala DBD, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis, pemantauan dan pengobatan yang tepat. Pengobatan DBD biasanya melibatkan perawatan suportif, seperti istirahat yang cukup, konsumsi cairan yang cukup dan makanan bergizi, serta terapi untuk mengurangi gejala seperti demam dan nyeri.1,2,3

Pencegahan DBD

Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan menjalankan pemberantasan sarang nyamuk. Berikut dibawah ini hal yang dapat dilakukan:1,3

- Menguras dan membersihkan lingkungan sekitar dari genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti

- Menutup rapat tempat penampungan air

- Melakukan fogging atau perbaikan pada saluran air yang tidak lancar

- Menggunakan pendingin ruangan ataupun kelambu saat tidur untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk

- Menggunakan lotion atau krim anti-nyamuk yang mengandung diethyltoluamide (DEET) saat berada di area yang rentan terhadap nyamuk

- Menggunakan pakaian yang menutupi tubuh secara menyeluruh, terutama saat berada di luar pada waktu yang rentan terhadap gigitan nyamuk

- Menghindari aktivitas di luar rumah pada waktu yang rentan terhadap gigitan nyamuk, seperti saat senja atau dini hari

 

Referensi:

  1. 1. Meva Nareza. Demam Berdarah.  Alodokter. Terakhir diulas 30 Mei, 2023. Tersedia di:https://www.alodokter.com/demam-berdarah  
  1. 2. Kurniyanto, SpPD. Bahaya Radiasi Dan Cara Proteksin Demam Berdarah Dengue (DBD) - Penyebab, Gejala, Pengobatanya. siloamhospitals. Terakhir ditinjau: 06 Juni, 2023. Tersedia di: https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/demam-berdarah-dbd  
  1. 3. Rizal Fadli. Demam Berdarah. Halodoc. Terakhir ditinjau: 13  Juni 2023. Tersedia di: https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah   
  1. 4. Ifa Mufida. Waspada Demam Berdarah, Kasusnya Terus Meningkat. Universitas Negeri Malang. Terakhir ditinjau: 07  Agustus 2023. Tersedia di: https://um.ac.id/berita/waspada-demam-berdarah-kasusnya-terus-meningkat/