Hari gizi nasional diperingati setiap tanggal 25 Januari. Peringatan hari gizi nasional merupakan salah satu upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi bagi kehidupan. Permasalahan gizi seperti stunting merupakan masalah utama yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun terakhir, stunting memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya. Prevalensi anak pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Di Indonesia, saat ini diperkirakan ada 37,2% dari anak usia 0-59 bulan atau sekitar 9 juta anak dengan kondisi stunting, yang berlanjut sampai usia sekolah 6-18 tahun.

Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median pada standar pertumbuhan anak dari WHO. Stunting pada anak termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, penyakit, serta kurangnya asupan gizi pada bayi.

Anak yang mengalami stunting, pada masa yang akan datang dalam kehidupannya, akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik. Perkembangan otaknya pun tidak dapat optimal, sehingga menyebabkan kemampuan mental dan belajarnya tidak maksimal, serta memiliki prestasi belajar yang buruk. Dalam jangka panjang, anak yang mengalami stunting, pada usia dewasa, cenderung akan menjadi gemuk (obese), dan berpeluang menderita penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi, diabetes, kanker, dan lain-lain.

Selain tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya, gejala lain dari stunting adalah adanya proporsi tubuh yang cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda, memiliki tubuh yang kecil dan berat badan yang rendah untuk anak seusianya, serta mengalami pertumbuhan tulang yang tertunda.

Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan gizi yang cukup bagi ibu selama hamil, memberikan ASI eksklusif minimal sampai umur 6 bulan, dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup dari segi  jumlah dan kualitasnya, kemudian memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.

Pemenuhan gizi yang cukup pada ibu hamil dan anak merupakan kunci utama menghindari stunting pada anak. Upaya pencegahan lebih baik dilakukan sejak dini demi masa depan sang buah hati yang sehat.

 

 

Medical Affairs (FH)

 

Sumber Artikel :

Buletin Jendela Data dan Infomasi kesehatan. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia.

Prawirohartono E P, dan Hanifah R N. 2019. Kenali Penyebab Stunting Anak. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Sutarto.2018. Stunting: Faktor Resiko dan Pencegahannya.

Sumber Gambar:

https://yoursay.suara.com/news/2020/01/02/094430/stunting-dan-pusaran-kemiskinan?page=all