Parasit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Jika seseorang tergigit nyamuk tersebut, maka parasit Plasmodium penyebab malaria dapat dilepaskan dan hidup serta berkembang biak ke dalam sel darah. Penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan.  

Terdapat 5 spesies parasit  yang menyebabkan malaria pada manusia yaitu: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi. Namun, untuk parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan di Indonesia. Pada tahun 2017 berdasarkan data WHO, Plasmodium falciparum menyumbang 99,7% dari perkiraan kasus malaria di wilayah Afrika, sedangkan untuk wilayah Asia Tenggara menyumbang sekitar 62,8% dari perkiraan kasus malaria. Setiap tahun, sekitar 210 juta orang terinfeksi malaria, dan sekitar 440.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Indonesia, malaria tersebar di berbagai daerah, terutama di Indonesia bagian Timur. Tingkat prevalensi tertinggi ditemukan di wilayah timur Indonesia, yaitu di Papua Barat (10,6%), Papua (10,1%) dan Nusa Tenggara Timur (4,4%).

Malaria umumnya ditandai dengan tanda dan gejala seperti, demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan, mual serta muntah. Beberapa orang yang mengalami malaria mengalami siklus "serangan" malaria. Serangan biasanya dimulai dengan menggigil dan kedinginan, dilanjutkan dengan demam tinggi, lalu berkeringat dan kembali ke suhu normal. Tanda dan gejala malaria biasanya mulai dalam beberapa minggu setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Namun, beberapa jenis parasit malaria dapat tertidur di dalam tubuh seseorang hingga satu tahun.

Malaria dapat berakibat fatal, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) memperkirakan bahwa 91% dari semua kematian akibat malaria terjadi di Afrika, paling umum pada anak di bawah usia 5 tahun. Dalam kebanyakan kasus, kematian akibat malaria berhubungan dengan satu atau lebih komplikasi serius, seperti malaria serebral (sel-sel darah yang diisi parasit memblokir pembuluh darah kecil ke otak, terjadi pembengkakan atau kerusakan otak yang dapat menyebabkan kejang atau koma), terjadi kesulitan pernapasan (edema paru atau terkumpulnya cairan di paru-paru), kegagalan organ (gagal ginjal atau hati), anemia, dan gula darah rendah (hipoglikemia). Malaria pada wanita hamil jika tidak diobati dapat menyebabkan keguguran, lahir kurang bulan (prematur) dan berat badan lahir rendah (BBLR) serta lahir mati.

Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian Artemisinin based Combination Therapy (ACT). Pemberian kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat dilanjutkan dengan ACT oral. Di samping itu diberikan primakuin sebagai gametosidal dan hipnozoidal.

Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria, Mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor (nyamuk Anopheles) dan kemoprofilaksis (pemberian obat untuk mencegah penularan kepada orang yang akan berkunjung ke daerah endemik malaria). Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-lain. Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin dengan dosis 100mg/hari. Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak dibawah umur 8 tahun. (Medical Affairs Dept./AR)

 

Sumber :

Intisari Sains Medis 2018, Volume 9, Number 1: 172-176

Buku Saku Penatalaksaan Kasus Malaria. Kemenkes RI. 2017

http://www.depkes.go.id/article/view/18042400002/wilayah-indonesia-dominan-bebas-malaria.html

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/malaria/symptoms-causes/syc-20351184

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria

 

 

Sumber Gambar :

https://www.ecotraining.co.za/malaria-getting-scratch/