Terkadang, kita memberikan label pada makanan dan menggolonggkannya menjadi makanan yang baik dan buruk bagi kesehatan. Makanan yang terlihat bersih, sempurna, dan bergizi lengkap serta memberikan hasil kesehatan yang baik, sering dicap sebagai makanan “baik”, sedangkan makanan “buruk” terkadang dilabelkan pada makanan yang memiliki gizi yang kurang, dan memberikan dampak negatif pada kesehatan.1 Dari nilai moralitas, makanan tidak dapat dibedakan menjadi “baik” atau “buruk”, sedangkan dari sudut pandang nilai gizi, kandungan setiap makanan berbeda-beda. Terdapat makanan yang menjadi sumber energi, memberikan kesenangan, dan rasa kenyang yang lebih lama.2
Berdasarkan panduan Eatwell, suatu panduan yang dibuat oleh institusi kesehatan masyarakat di Inggris, beberapa makanan akan dikelompokkan menjadi kelompok makanan utama yang akan dikonsumsi dalam pola diet sehat, sedangkan beberapa makanan akan dikesampingkan bahkan dihindari. Makanan dengan kandungan gula berlebih, tinggi lemak jenuh, dan asin, seperti es krim, kue, cokelat, dan pizza, akan dimasukkan ke dalam kelompok makanan yang tidak penting dalam diet sehat. Akan tetapi, makanan tesebut bukan berarti dapat dilabelkan sebagai makanan yang “buruk”.1 Alih-alih menerapkan nilai moralitas (“baik” atau “buruk”) pada kelompok makanan tersebut, alangkah lebih baik jika kita dapat memandang makanan tersebut sebagai sumber nutrisi dan kenikmatan atau bahkan keduanya sehingga tidak ada perasaan bersalah ketika mengonsumsi makanan tersebut. Selain itu, hal tersebut akan memberi kebebasan kepada diri sendiri untuk mengonsumsi dan menikmati berbagai makanan sambil tetap fokus kepada kelompok makanan yang perlu dikonsumsi lebih banyak untuk mencapai pola makan yang seimbang dan sehat.3
Makanan Sehat Menjadi Buruk Bagi Kesehatan
Berikut adalah beberapa alasan makanan sehat menjadi buruk, yaitu:2,4
1. Mengandung zat alergen bagi tubuh.
2. Terlalu banyak penambahan zat (tidak segar/alami).
3. Melebihi dosis/takaran yang dibutuhkan oleh tubuh.
4. Telah mengalami pembusukan (tidak layak konsumsi)
Bagaimana Keputusan yang Baik dalam Memilih Makanan?
Berikut adalah tips yang baik dalam memilih makanan, yaitu:4
1. Membeli makanan dalam kondisi masih segar dan belum melalui berbagai proses pengolahan.
2. Memilih berbagai makanan dengan variasi warna yang beragam untuk meningkatkan asupan vitamin dan mineral.
3. Konsumsi dikala masih segar dan minim proses pembuatan dan/atau penambahan zat.
4. Tidak menganggap bahwa membeli, menyiapkan, dan mengonsumsi makanan terutama makanan di luar menu diet sehat sebagai suatu beban.
Referensi:
- McKel Kooienga. Good Food Versus Bad Food: Why You Should Stop Labeling Foods This Way. Terakhir ditinjau: 15 Oktober 2021. Tersedia di: https://nutritionstripped.com/good-food-versus-bad-food/
- Chloe Brassard. Are There Good and Bad Foods?. Terakhir ditinjau: 4 Oktober 2021. Tersedia di: https://teamnutrition.ca/blog-nutritionniste-dietetiste/are-there-good-and-bad-foods
- Staf Heart Matters. Why There’s No Such Thing As ‘Good’ or ‘Bad’ Foods. Terakhir ditinjau: Juni 2022. Tersedia di: https://www.bhf.org.uk/informationsupport/heart-matters-magazine/nutrition/good-foods-bad-foods
- Anne R. Lee. Food That’s Surprisingly Good (Or Bad) For You. Terakhir ditinjau: 29 November 2022. Tersedia di: https://www.cuimc.columbia.edu/news/food-thats-surprisingly-good-or-bad-you