Angina pektoris merupakan nyeri dada yang berulang dan dapat terjadi kapan saja, serta merupakan gejala penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan gangguan aliran darah dan suplai oksigen ke otot jantung. Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan oleh penggumpalan atau pengentalan darah, namun banyak penyempitan pembuluh darah yang terjadi karena disebabkan oleh penumpukan plak (plaque) pada pembuluh darah. Plak tersebut terdiri dari kolesterol, zat lemak, produk limbah seluler, kalsium, dan fibrin (zat pembekuan dalam darah).

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner yang bisa memuculkan angina diantaranya  adalah kebiasaan merokok, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia,  riwayat penyakit jantung di dalam keluarga, obesitas, dan faktor usia.

Terdapat tiga jenis angina pektoris, diantaranya adalah stable angina, unstable angina dan Prinzmetal’s angina. Stable angina muncul ketika penderitanya melakukan aktivitas berat atau tekanan emosional. Unstable angina muncul secara tiba-tiba, rentang waktu terjadinya  lebih panjang dengan intensitas nyeri yang lebih berat dibandingkan stable angina.  Prinzmetal’s angina dapat muncul saat kapan saja, misalnya pada saat istirahat, malam hari, ataupun di pagi hari dengan intensitas nyeri yang cukup berat, namun dapat reda dengan pemberian obat-obatan.

Adapun gejala utama angina pektoris adalah nyeri dibagian dada. Rasa nyeri yang dirasakan dibagian dada tersebut seperti rasa tertekan benda berat, diremas atau rasa terbakar. Nyeri yang ditimbulkan tidak hanya di bagian dada tetapi juga dapat dirasakan di leher, bahu, rahang, bahu, atau punggung. Selain itu juga ada bberapa gejala yang mungkin dirasakan seperti kelelahan, mual, sesak napas dan juga berkeringat. Pada angina pektoris, nyeri dada muncul setelah dipicu oleh aktivitas berat, setelah makan, kedinginan, stress atau emosi yang berlebihan. Nyeri yang terjadi biasanya berlangsung selama 1-5 menit, kemudian akan membaik setelah beristirahat atau setelah mengonsumsi nitrogliserin.

Untuk mendiagnosis angina, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Selanjutnya ada beberapa tes yang akan dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis terhadap angina diataranya elektrokardiogram (EKG), tes tingkatan stress, ekokardiogram, rontgen dada, tes darah, angiografi coroner, CT scan jantung dan MRI jantung.

Pengobatan angina pektoris diantaranya, mengubah gaya hidup, menghentikan kebiasan merokok dan menghindari paparan asap rokok,  serta mengobati penyakit yang menjadi faktor resiko dari angina pektoris, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas. Beberapa jenis obat yang dapat meredakan gejala angina, diantaranya kelompok nitrat, aspirin, obat pencegah pembekuan, penghambat beta, statin, penghambat saluran kalsium, obat penurun tekanan darah dan ranolazine. Tujuan dari pengobatan angina pektoris tersebut adalah untuk meredakan keluhan dari gejala yang dirasakan.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi resiko terkena angina pektoris, diantaranya dengan menghindari rokok dan paparan asap rokok, menurunkan berat badan, menjaga pola makan, mengontrol tekanan darah, berolahraga, dan menjaga emosi.

 

Sumber Artikel:

RM Teply. Angina Pectoris. Creighton University School of Pharmacy and Health Professions, Omaha, NE, USA. 2015 Elsevier.

Mayo clinic. Angina.2020. https://www.mayoclinic.org/search/search-results?q=angina

Medscape.Angina pektoris. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/150215-overview

Heart. org. Atherosclerosis. https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/about-cholesterol/atherosclerosis

 

Sumber Gambar:

https://www.alomedika.com/wp-content/uploads/2019/01/angina-pek.jpg