Diperingati setiap tanggal 24 Oktober setiap tahunnya, Hari Dokter Nasional (HDN) pada tahun ini merupakan hari dokter nasional yang diperingati ke-70 kalinya. Hari dokter nasional ditetapkan bertepatan dengan tanggal terbentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yaitu pada 24 Oktober 1950, setelah melalui fase yang cukup panjang ditengah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya berjuang memerangi penyakit ditengah penjajahan dan keterbatasan fasilitas kesehatan, para dokter di Indonesia pada masa tersebut juga berjuang untuk memajukan Indonesia, salah satunya dengan memajukan bidang pendidikan di Indonesia dengan mendirikan organisasi Boedi Oetomo.
Pada peringatan hari dokter nasional tahun ini, perjuangan para dokter melawan penyakit, tidak lagi menghadapi tantangan berupa penjajahan dari negara lain seperti pada masa penjajahan dahulu kala, namun menghadapi tantangan baru yaitu adanya pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum dapat diperkirakan kapan berakhirnya dan belum memiliki vaksin.
Menjadi bagian penting dalam perang melawan pandemi Covid-19 bukanlah sebuah hal yang mudah bagi para dokter. Salah seorang dokter yang awal Maret lalu bertugas di RSDC Wisma Atlet menyatakan bahwa menjadi petugas kesehatan dalam penanganan Covid-19 membuatnya mengalami rasa cemas, gelisah, takut, bahkan mengalami kelelahan dan penurunan berat badan.
Hal serupa turut dirasakan oleh dokter lain yang menjadi relawan di RSDC Wisma Atlet. Dokter tersebut merasa takut akan tertular Covid-19, namun berusaha menguatkan diri dan menanamkan dalam hati bahwa hal tersebut adalah risiko atas pilihan yang telah dia ambil untuk menjadi relawan penanganan Covid-19. Covid-19 bahkan telah merenggut nyawa 136 dokter di Indonesia, baik dokter umum maupun guru besar.
Dalam menjalankan tugas untuk menangani pasien Covid-19 secara langsung, para dokter dan tenaga kesehatan lainnya wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khusus ketika bertugas. Penggunaan APD tersebut menyebabkan mereka harus menahan diri untuk tidak buang air kecil dan buang air besar, serta makan dan minum selama 8 jam atau lebih.
Namun, tantangan tersebut tidak menyurutkan tekad para dokter di Indonesia untuk terus berjuang melawan pandemi Covid-19, tidak hanya berjuang untuk menangani para pasien Covid-19 secara langsung, namun berjuang pula untuk memperlengkapi diri dengan berbagai ilmu pengetahuan terbaru di bidang kedokteran mengenai cara tepat menangani Covid-19. Hal tersebutlah yang menjadi wujud nyata dari sumpah yang telah diikrarkan ketika menjadi seorang dokter yaitu bersumpah untuk membaktikan hidup guna kepentingan perikekemanusiaan.
Para dokter masih terus berjuang melawan pandemi Covid-19 hingga saat ini bersama tenaga kesehatan lainnya. Dukungan bagi mereka harus terus diberikan, misalnya dengan memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
Selamat Hari Dokter Nasional para Pahlawan Pandemi Covid-19!
Terima kasih atas baktimu untuk negeri
Sumber Artikel:
https://promkes.kemkes.go.id/?p=8246
http://www.idionline.org/berita/rangkuman-diskusi-suka-duka-relawan-medis-covid-19/
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/15/10105471/136-dokter-meninggal-akibat-covid-19-idi-ini-situasi-krisis-dalam-pelayanan